![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcNMJ3zZpy0tFZWvmhLX3uC0KAYEnuq05E-wrN4ajhgHYHCbGRZz-aqtCIpM5lqsyAiYxpNCmKDPp0tFo3YfJ28w0Djh-hkXss3O1QSlqgdLjZDhTRkCOTLMMvSa2JFmGLq2TdQ8pMzVo/s200/termometer_1169020635+%281%29.gif)
ceftriaxone dan cefoperazone adalah first-choice drugs. Ceftriaxone: 30 mg/kg/hari IM/ IV dibagi dalam 2 dosis selama 2 minggu (2 x 1 g IV/ 12 jam: dewasa), cefoperazone: 60 mg/kg/hari IV dibagi dalam 2 dosis selama 2 minggu. Chloramphenicol masih dipergunakan secara luas, tetapi resistensinya terus meningkat. Quinolones dapat membantu, biasanya sebagai terapi oral lanjutan (ciprofloxacin 2 x 500 mg) setelah terapi utama dengan cephalosporin generasi ke-3, namun tidak dianjurkan pada anak. Sebagai terapi alternative bisa digunakan ampicillin 100 mg/kg/hari IV/ IM dibagi dalam 4 dosis selama 2 minggu
Glucocorticoids dapat digunakan pada kasus-kasus dengan toksisitas tinggi sebagai tambahan bagi antibiotik yang digunakan, Prednisone 20-40 mg/ hari/ oral selama 3 hari. Untuk pasien-pasien dengan delirium nyata, koma, atau syok dapat diberikan dexamethasone 3 mg/kg IV initial, dilanjutkan 1 mg/kg/ 6 jam selama 48 jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar